Jumat, 16 Oktober 2009

CD2B “The Power of Love” 4

1 jam kemudian...........................................

“gimana Ki berhasil semedinya” kata Mahdi tak sabar. “ya berhasil” Ki Joko Pinter dalam keadaan capek. “jadi gimana Ki mantranya” Mahdi makin penasaran. “sabar dulu anak muda! mantra ini kuberi nama mantra JAPANG.” kata Ki Joko Pinter dengan semangat. “JAPANG itu apa Ki?” Mahdi penasaran dengan mantra itu. “JAPANG ialah JAran kePANG. tau kau sekarang anak muda.” kata Ki Joko Pinter penuh wibawa. “kalau gitu gimana bunyi mantra JAPANG?” tanya Mahdi kebelet. “ikuti ya mantranya! bismiring guling pupukiwo pareke e’e wonge ayu seng jenenge Acha September nglothok pareke Mahdi Irwansyah.” kata Ki Joko Pinter pelan-pelan. “bismiring guling pupukiwo pareke e’e wonge ayu seng jenenge Acha September nglothok pareke Mahdi Irwansyah.” Mahdi menghafal mantra tersebut. “anak muda kau harus hafalkan itu, ok!” kata Ki Joko Pinter. “ok Ki akan kuhafalkan.” Mahdi mau meninggalkan tempat duduk. “anak muda, tunggu sebentar!” kata Ki Joko Pinter. “ada apa Ki?” Mahdi bertanya. “anak muda, kalau kamu mau ngasih mantra itu kepada cewek tersebut kamu harus menyembur cewek itu dengan kemenyan campur bunga 7 rupa ini!” kata Ki Joko Pinter sambil menyerahkan barang tersebut. “Ok Ki” Mahdi mengambil barang tersebut kemudian plencing langsung pulang.

Keesokannya.................................

Mahdi pun siap untuk menembak Acha yang ke 100 kali. Ia memakai celana A. Rafiq tahun 80-an, memakai minyak nyong-nyong, memakai baju rompi, sepatu Aladdin, topi koboi, dan sisiran rambut ala jambul. Ia juga menyiapkan barang yang dikasih Ki Joko Pinter dan yang paling tak dilupakan yaitu foto ‘Acha’. memang kawan namanya saja “The Power Of Love”.

Di depan Acha..................................................

Mahdi yang sudah menyusun kalimat-kalimat indah satu persatu semalam tiba-tiba hilang dari ingatannya hanya karena di depannya berdiri BIDADARI dunia yang diimpi-impikan-impikan Mahdi yaitu ‘Acha’. “ada apa manggil aku kemari?” Acha berbicara dengan ketus. “begini Acha. tapi sebelumnya duduklah terlebih dahulu! biar kita tak capek dan perasaan semakin syahdu.” Mahdi mencoba menenangkan Acha. “cepetan apa? nanti gua gampar lo!” Acha makin marah. “tenang tenang tenang. begini, i felt falling in love to you since i meet you in the first time.” Mahdi mencoba merayu. “apa?” Acha mau menggampar Mahdi. “tenang tenang tenang” Mahdi mengeluarkan bingkisan yang diberikan Ki Joko Pinter kemudian membaca mantra “bismiring guling pupukiwo pareke e’e wonge ayu seng jenenge Acha September nglothok pareke Mahdi Irwansyah.” kemudian kemenyan campur kembang 7 rupa itu disemburkan ke Acha.




Hasilnya.......................................................

“apa-apaan ini.” Acha marah-marah karena basah semua. “lho, kok mantranya gak mempan ya?” Mahdi kaget. “rasain ni! (plak)” Acha menampar sambil meninggalkan Mahdi yang mengaduh-aduh. “aduh, sakit banget gamparannya. tapi, gak apa-apalah walaupun dapat gamparannya tapi tidak dapat dirinya ku tetap bersyukur.” Mahdi mensyukuri nikmat yang diberikan tuhannya. kawan, memang namanya saja “The Power Of Love” sehingga gamparan pun dianggap nikmat tuhan. “awas kamu Ki kamu telah bohongin saya. besok aku akan datangi kamu.” Mahdi (marah-marah).

Besoknya.....................................................

“Ki, kamu telah bohongin saya.” Mahdi marah-marah. “lho, how can it be?” Ki Joko Pinter nggak merasa bohongin Mahdi. “buktinya, mantranya tidak mempan.” Mahdi bersungut-sungut kayak kebo giras. “Oooo, itu toh. mungkin kamunya kale yang salah baca mantranya.” Ki Joko Pinter tidak merasa bersalah. “aku nggak salah baca mantranya. ni aku bacakan mantranya bismiring guling pupukiwo pareke e’e wonge ayu seng jenenge Acha September nglothok pareke Mahdi Irwansyah.” Mahdi membantah perkataan Ki Joko Pinter. “nah, mungkin karena wajahmu yang belum dipermak atau mungkin wajahmu itu wajah-wajah kriminal.” berkata Ki Joko Pinter tanpa perasaan bersalah. “emangnya wajah saya kayak celana jean harus dipermak, wong wajahku ini wajah-wajah artis yang ganteng kok dibilang wajah-wajah kriminal.” Mahdi merasa dilecehkan. “halah, wajahmu itu kalau dimiripkan monyet aku gak bisa bedakan kok ha ha ha ha.” Ki Joko Pinter tertawa-tawa. “dasar dukun gadungan, gila, nista, gak pernah mandi, bau, ketinggalan jaman, pesing, bodoh.” Mahdi mengutuki Ki Joko Pinter sambil meninggalkan tempat tersebut.

Akhirnya, Mahdi Irwansyah yang nembak Acha ke100 kalinya, ditolak cintanya ke100 kalinya, digampar ke100 kalinya, dan diusir ke100 kalinya masih tetap menjadi lonely man (nyanyi wali band: cari jodoh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar